RESENSI FILM
“LASKAR PELANGI”
Oleh: Lalu Wima R.(14/XI IPA 1)
Judul : Laskar Pelangi
Karya : Andrea Hirata
Produksi : MILES FILMS dan MIZAN PRODUCTIONS
Sutradara : Riri Riza
Produser : Mira Lesmana
Diluncurkan : September 2008
Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi sinema dari novel fenomenal LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata, yang mengambil setting di akhir tahun 70-an. Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana.
Film berdurasi sekitar 2 jam ini menceritakan kehidupan 10 anak untuk mendapatkan pendidikan di salah satu pulau terkaya Indonesia, Belitong (bagian dari Provinsi Bangka Belitung). Bersama dua guru terkasih mereka, Ibu Muslimah dan Pak Harfan mereka berhasil membuktikan bahwa keterbatasan tidak mampu untuk menghambat semangat mereka untuk berprestasi dalam pendidikan.
Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah dan Pak Harfan, serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup. Pagi itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yaitu Ikal, Lintang, Mahar, Syahdan, Trapani, Sahara, Kucai, A Kiong, Samson,dan Harun yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, sosok guru yang menjadi anutan murid-muridnya,penuh kelembutan dan tanpa pamrih memberikan pengetahuan bukan hanya mengenai pelajaran, tetapi juga mengenai akhlak. Hari itu juga menjadi awal perkenalan mereka dan berlanjut menjadi persahabatan yang erat. Ke-sepuluh anak itu memiliki keunikan tersendiri. Kecintaan anak-anak itu terhadap pendidikan sangat besar. Bahkan, mereka rela menempuh jarak puluhan kilometer untuk bisa menimba ilmu. Sedikit demi sedikit mereka membentuk impian tentang masa depan, meski secara logika impian tersebut mustahil untuk diraih. Mereka berjuang ditengah kemiskinan dan ancaman tutupnya SD Muhamadiyah.
Ikal, Lintang dan Mahar adalah salah satu dari murid-murid spesial di SD Muhammadiyah Gantong, bersama ketujuh teman mereka yang lain mereka tergabung dalam Laskar Pelangi. Mahar dengan cita rasa seninya yang tinggi berhasil membuat SD Muhammadiyah berprestasi pada Lomba Karnaval 17-an. Juga Lintang yang cerdas mampu menjadikan SD Muhammadiyah memenangkan perlombaan cerdas cermat, meskipun akhirnya nasib buruk menimpanya. Sementara Ikal yang terlibat asmara dengan seorang putri tionghoa.
Lima tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal,Lintang dan Mahar dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Menjelang kenaikan ke SMP, ayah Lintang meninggal. Dengan berat hati, Lintang yang sangat mencintai ilmu dan buku harus rela meninggalkan sekolah karena sebagai anak laki-laki tertua ia harus menghidupi adik-adiknya. Keluarnya Lintang dari sekolah membuat teman-temannya menjadi sedih dan kehilangan, akan tetapi tidak mematikan semangat untuk menyelesaikan sekolah.
Film ditutup dengan kembalinya tokoh Ikal dewasa ke tanah kelahirannya yaitu Belitong setelah memenangkan beasiswa uni Eropa untuk belajar di Paris, Perancis. Janji yang di ikrarkan semasa kecil sebagai anggota Laskar Pelangi menjadi Pemicu tekadnya untuk terus berjuang meraih impian hingga ia berhasil.
Laskar Pelangi adalah bagian pertama dari tetralogi karangan Andrea Hirata yang menulis film ini berdasarkan pengalaman hidupnya. Walau sebuah autobiografi, penggunaan nama-nama fiksional menandakan bagian-bagian dari serial ini adalah fiksi. Film ini dipenuhi kisah tentang kalangan pinggiran, dan kisah perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia.
Inti dari film ini adalah harapan untuk anak Indonesia yang paling terpuruk. Kalau anak yang sekolah di SD bobrok di pedalaman bisa sekolah di Paris, tentu saja siapapun bisa menggapai impian mereka. Sayang sekali dalam produksi film ini, tidak tertekankan impian si anak ini untuk menuju ke Paris, walau telah di lambangkan dengan kaleng dengan gambar menara eiffel, dan pencapaian “Impian” ini jatuh secara tiba-tiba ketika Ikal kembali ke Belitong untuk memberitahu Lintang,temannya yang putus sekolah bahwa dia telah mendapat beasiswa ke Paris, Sorbonne.
Secara umum film ini memang mendidik sekaligus menghibur. Namun durasi film yang cukup singkat untuk sebuah adaptasi dari banyak kisah dalam buku Laskar Pelangi cukup banyak memangkas banyak cerita aslinya (sesuai dalam buku). Saya sedikit kecewa, pemangkasan cerita itu malah dibumbui oleh beberapa kisah yang tidak terdapat dalam buku. Mungkin itulah yang dinamakan adaptasi, tidak selalu berpatokan pada cerita asalnya. Anjuran saya, bila ingin lebih puas memaknai kisah Laskar Pelangi, lebih baik sebelum atau sesudah melihat film untuk membaca bukunya. Sejujurnya kisah Laskar Pelangi memang begitu panjang dan bermakna untuk diwujudkan dalam sebuah film. Dibanding film-film Indonesia lainnya yang bertebaran di bioskop saat ini, Laskar Pelangi mampu menyuguhkan tontonan yang lebih bermutu sekaligus mendidik.
The 8 best casino games | Baccarat in the UK
BalasHapusThe 메리트카지노 8 best casino games 바카라 사이트 are blackjack, poker, roulette, craps and there are a few others that offer different ways to win. The 8 best casino 온카지노 games